Surat KH Maimoen Zubair terkait Pergantian Rais Aam, ini isinya


NU Bogor - Jakarta, NU Online : Mustasyar PBNU KH KH Maimoen Zubair tidak bisa hadir pada Rapat Pleno PBNU. Meski demikian, ia mengirimkan surat melalui putranya, KH Ghofur Maimoen, untuk menyampaikan keadaannya yang menyebabkan tidak hadir. Surat itu dibacakan Katib Aam KH Yahya Cholil Tsaquf.

Berikut isi garis besar dari surat kiai kharismatik NU asal Sarang, Rambang, Jawa Tengah ini.

“Saya merasa gembira sekali dan bersyukur kepada Allah atas terlaksananya pertemuan hari ini yaitu Rapat Pleno PBNU yang lengkap dengan mengundang seluruh jajaran PBNU yang menentukan apa yang ada padanya. Saya yakin bahwa pertemuan ini akan membawa keutuhan NU serta kemajuan NU yang benar-benar suatu jam’iyyah keislaman yang didirikan dan diprakarsai oleh ulama’-ulama’ insyaallah akan sukses. Amin ya rabbal ‘alamin,” ungkapnya.

Kiai Mamoen, kiai sepuh yang lahir 28 Oktober 1928 ini, mengaku kecewa terhadap dirinya sendiri disebabkan tidak bisa menghadiri Rapat Pleno PBNU, Sabtu (22/9), karena faktor kesehatan.

“Sakit saya diabet melonjak tinggi sehingga tidak bisa menghadiri acara pada hari ini. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu semuanya yang menjadi pusat khodamah-khodamah daripada jam’iyyah ini, utamanya para ulama, zu’ama dan segenap sesepuh yang hadir pada Rapat Pleno PBNU yang sangat penting,” jelasnya.

Terkait pergantian Rais Aam PBNU, kiai yang akrab disapa Mbah Moen ini mengatakan, melalui pemikiran yang ada, dan permohonan petunjuk dari Allah SWT, ia menyebutkan bahwa Rais Aam PBNU diemban KH Miftachul Akhyar.

“Setelah Rais Aam Bapak Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin menjadi cawapres, yang diangkat menduduki sebagai penggantinya adalah Bapak KH. Miftahcul Akhyar selaku Wakil Rais ‘Aam PBNU. Dan dalam hal ini saya telah menemui Bapak KH. Miftahul Akhyar dua kali memohon kepada beliau untuk bersedia menduduki Rais ‘Aam PBNU,” katanya. (Abdullah Alawi)

Abdullah, NU Online 

http://www.nu.or.id/post/read/96074/kh-maimoen-zubair-kirim-surat-terkait-pergantian-rais-aam



0 Komentar