Ngaji Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. (Bagian 02)

NU Bogor -

Ngaji Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. (Bagian 02)

Jibrīl, kemudian, menghadirkan seekor Burāq yang berpelana (terbuat dari mutiara) dan bertali kekang (terbuat dari batu yāqūt merah. Di antara kedua mata Burāq itu, terdapat dua baris tulisan: baris pertama “Lā Ilā Illallāh,” dan baris kedua “Muhammad Rasūlullāh”).

Burāq adalah hewan berwarna putih, (bukan jantan, bukan pula betina, dikirim Allah dari surga, dan, karena itu, ia adalah hewan dari alam ghaib). Tingginya melebihi keledai, namun lebih rendah dari baghal (yaitu hewan hasil persilangan kuda-keledai).

Burāq selalu menjejakkan telapak (kedua kaki depan dan belakang)nya di ujung terjauh pandangan mata dan selalu mengibas-ngibaskan kedua telinga (sebagai isyarat besarnya kekuatan sang hewan).

Jika Burāq mendaki sebuah gunung, kedua kaki belakangnya meninggi. Namun, jika ia menuruninya, kedua kaki depannyalah yang meninggi.

Burāq pun memiliki dua sayap (yang sifatnya sama sekali berbeda dengan sayap pada burung di alam dunia) di kedua pahanya (yang juga berbeda sifatnya dengan paha yang dimiliki oleh hewan berkaki empat di alam dunia). Dengan kedua sayap itu, (semakin) bertambahlah (kekuatan) kedua kaki belakangnya.

Sang Burāq menatap marah (dan memberontak saat ia dibawa) ke hadapan Nabi saw. Jibrīl meletakkan tangannya di muka hewan itu, lalu berkata: "Tidakkah engkau malu, wahai Burāq? Demi Allah, tidak akan ada seorangpun makhluk paling mulia di hadapan Allah yang akan menunggangimu selain dirinya (Muhammad saw.)!."

Sang Burāq pun malu, sampai-sampai, keringatnya mengucur-deras. Maka, ia pun menjadi tenang sehingga Nabi saw. dapat menaikinya.

Para nabi terdahulu pernah menaiki Burāq. Sa'īd Ibn al-Musayyab (salah seorang tokoh dari generasi tābi’īn) dan sejumlah orang lainnya menuturkan: “Ia adalah hewan Ibrāhīm as. Dengan mengendarai Burāq, Ibrāhīm as. (berangkat dari Syām menuju) ke al-Bait al-Haram (untuk menjenguk Ismā’īl as, sang anak, dan Hājar, sang istri, yang ditinggalkannya di sana atas perintah Allah).”

Bertolaklah Jibrīl, (Mīkāīl, dan Nabi saw.) dengan Burāq itu. Jibrīl (berada) di sebelah kanan hewan itu dan Mīkāīl di sebelah kirinya. Menurut Ibn Sa'ad, Jibrīl menjadi pengarah Burāq dan Mīkāīl (menjadi pemegang) tali kekangnya.

(Bersambung ke Bagian Ke-3)
QISHSHAH AL-MI'RĀJ
Ditulis oleh al-'Allāmah Najmuddīn al-Ghaythī, diperinci oleh Abī al-Barakāt as-Sayyid Ahmad ad-Dardīr, dan diterjemahkan oleh Ajengan Iqbal Harafa.
RAJABAN DI PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR BOGOR

0 Komentar