Kajian al-Hikam (117) : Jangan mengakui sifat yang bukan milikmu

NU Bogor -

Kajian al-Hikam (117)
Jangan mengakui sifat yang bukan milikmu

منعك ان تدّعي ماليس لك مما للمخلوقين افيبيح لك ان تدعي وصفه وهو ربّ العلمين

“Allah mencegah dirimu  mengakui sesuatu yang bukan milikmu yaitu segala sesuatu yang hanya layak dimiliki oleh makhluk. Maka apakah Allah membolehkan  dirimu mengakui sifat-sifat-Nta, sementara Allah pengatur alam semesta.”

Maqalah diatas menjelaskan sikap salik dalam memahami sifat-sifat Allah dan sifat hamba dan dapat memilahnya secara proporsional. Sebab tidak  sedikit orang yang salah paham mencampur aduk antara sifat ketuhanan dan sifat kehambaan, seperti seorang hamba yang lemah mengakui memiliki sifat-sifat Allah yaitu merasa paling kaya, merasa paling berkuasa, merasa paling segalanya, padahal dirinya hanyalah makhluk lemah dan tidak berdaya. Sikap demikian sangat dilarang oleh Allah. 
Sebab pengakuan merasa memiliki sifat-sifat Ketuhanan dapat menimbulkan kesombongan seperti Fir'aun dan Qarun. Firaun bersikap sombong karena merasa punya kekuasaan yang tak terbatas, padahal hanya Allah pemilik kekuasaan tak terbatas di alam semesta. Qarun bersikap sombong karena merasa harta yang melimpah adalah hasil kerja kerasnya, padahal yang maha kaya hanya Allah dan semua rizki yang dimiliki manusia sebagai pemberian-Nya. 

Maka Allah punya cara untuk menghancurkan ego-ego hamba yang merasa hebat, merasa kaya, merasa kuasa dengan banyak cara, ada yang dicabut sumber rizkinya, ada yang dipecat dari jabatannya, ada yang dikirim musibah seperti banjir, gempa bumi, tsunami,  sehingga apa yang dibanggakan tidak tersisa sedikitpun. Saat itu baru menyadari betapa tidak berdaya dirinya dan mengakui kemaha perkasaan Allah. Karena itu, jangan sampai tumbuh dlm diri kita pengakuan atas sifat-sifat Allah, lebih baik mengakui ketidak berdayaan diri kita sehingga tumbuh benih-benih tawadhu' dalam diri kita. 

Semoga Allah senantiasa membuka hati kita supaya dapat menyadari sifat- sifat kehambaan kita.

Dr. KH. Ali M. Abdillah MA
al-Rabbani Islamic College

0 Komentar