Kajian al-Hikam (114) : Memahami Hakikat Beramal

NU Bogor -

Kajian al-Hikam (114)
Memahami Hakikat Beramal

لاتطلب عواضا على عمل لست له فاعلا، يكفى من الجزاءلك على العمل ان كان له قابلا

”Jangan menuntut balasan sebuah amal (yang hakikatnya) kamu bukan yang melakukannya. Dirimu layak memperoleh balasan jika amalmu diterima oleh Allah.”

Maqalah diatas menjelaskan alasan kenapa kita malu kepada Allah meminta balasan, karena hakikatnya yang melakukan amal bukan kita melainkan atas kuasa dan kehendak Allah. Maka dalam beramal harus berpegang prinsip hawalah yaitu lahau wala quwwata illa billah artinya tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Dengan berpegang prinsip hawalah maka akan hilang pengakuan kita dalam melakukan ibadah sehingga akan mudah bersandar kepada Allah. Contoh, ketika adzan berkumandang "hayya 'alas shalah" artinya mari mendirikan shalat. Lalu dijawab, "lahaula wala quwwata illa billah" artinya tidak ada daya dan kekuatan dalam melaksanakan shalat kecuali dengan kehendak dan kekuatan Allah. Jika kita memahami prinsip hawalah dengan benar dalam beramal niscaya kita dapat memahami hakikat yang beramal yaitu semata-mata atas kehendak Allah, kita hanya wayang yang mengikuti kehendak sang dalang. Dengan demikian, kita akan semakin malu kepada Allah jika menuntut balasan amal yang kita lakukan sementara hakikatnya kita hanya sebagai obyek bukan subyek. Dalam beramal kita diberikan lurus niat dan lurus sikap batiniah itu sdh anugerah tanpa harus menuntut balasan.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan anugerah lahiriyah dan batiniyah sehingga kita dapat terus memperbaiki kualitas amal kita.

Dr. KH. Ali M. Abdillah MA
al-Rabbani Islamic College

0 Komentar