Festival Toleransi Rakyat Resmi Dibuka, Yenny Wahid : Potensi Perempuan Perlu Dibangkitkan

NU Bogor - Jakarta - Festival Toleransi Rakyat (Peace Festival 2018) yang digagas Wahid Foundation resmi dibuka Jumat (02/02). Acara yang digelar di Gandaria City Mall ini berkat kerja sama Wahid Foundation, Kementerian Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, serta UN Women.


Festival dibuka dengan rangkaian peragaan busana (fashion show) yang diikuti 23 orang ibu-ibu kampung dampingan Wahid Foundation, pameran produk desa binaan, stand-up komedi, dan tampilan musik akustik.

Selain peserta fashion, pembukaan festival ini juga dihadiri oleh puluhan perempuan dari berbagai daerah binaan Wahid Foundation, tamu undangan, kalangan media, dan pengunjung umum.

Direktur Wahid Foundation Zannuba Yenny Wahid mengatakan, acara ini adalah bagian dari program Wahid Foundation yang disebut Women for Inclusive Society (WISE), yang mengajak kaum perempuan untuk mencoba sesuatu yang baru.

“Jika kita mencoba sesuatu yang baru, akan muncul dua kemungkinan, gagal atau berhasil. Jika gagal kita akan tetap di tempat, tapi kalau berhasil akan luar biasa,” ujar Yenny saat membuka rangkaian festival.

Putri Gus Dur itu menambahkan, kaum perempuan memiliki potensi luar biasa namun kurang dihargai. “Walau perempuan-perempuan ini berasal dari desa, namun mereka adalah sosok perkasa yang memiliki kekuatan besar. Kekuatan ini perlu dibangkitkan sehingga mereka bisa menjadi inspirasi bagi warga desanya,” kata Yenny.

Dalam kesempatan ini, Yenny juga mengungkapkan hasil survei Wahid Foundation tentang perdamaian. Hasilnya? Perempuan Indonesia adalah orang-orang yang sangat toleran dan anti radikalisme.

Survei ini, kata Yenni, digelar di seluruh wilayah Indonesia, melibatkan responden pria dan wanita. “Ini sungguh luar biasa. Perempuan adalah makhluk yang toleran. Mereka memberikan kesempatan bagi orang lain untuk hidup dengan damai,” tegasnya.

Menurut Yenny, Festival Toleransi ini menjadi penting karena efeknya langsung di masyarakat. Perempuan desa bisa menjadi agen perdamaian. Karena itulah Wahid Foundation mengajak kaum perempuan untuk membangun kemandirian ekonomi, membangun usaha bersama, untuk merekatkan toleransi dan meminimalkan konflik.

Ia menegaskan, semua warga negara Indonesia berhak hidup di negeri ini tanpa memandang suku, agama, atau warna kulitnya. Negara mengakui hak tiap warganya dengan setara. Kerukunan dan kedamaian yang akan membuat Indonesia menjadi besar.
 
Selanjutnya, Yenny berpesan kepada para peserta fashion show dan seluruh hadirin agar menjadi penyebar perdamaian di daerah masing-masing. Perempuan tidak hanya cantik parasnya, tapi juga cantik hatinya. “Itulah program yang kita jalankan selama ini, yakni  perempuan yang bisa memperjuangkan kohesi sosial,” tandasnya.

0 Komentar