Soft Diplomacy Habib Lutfi dan Tazakka : Ulama Dan Mufti Damaskus Kunjungi Indonesia

NU Bogor - Ulama dari Damaskus mengunjungi Indonesia (15-24/1) dalam rangka menghadiri undangan Muktamar JATMAN (Toriqoh) di Pekalongan.
Acara dibuka oleh Presiden RI dan dihadiri oleh ulama-ulama dalam negeri dan luar negeri, nampak pantauan media Presiden Joko Widodo menyempatkan berfoto khusus bersama ulama dari Damaskus tersebut.

Selain Muktamar JATMAN di Pekalongan, beliau-beliau bersama ulama dunia lain menghadiri Konferensi Internasional Imam Ghozali di Jakarta, (19-20/1).
Nampak hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Luar Negeri Dr. AM. Fachir, Ketua Umum MUI Pusat KH. Ma'ruf Amin, Ketua PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirod dan tokoh-tokoh lainnya.

Pondok Modern Tazakka dipercaya oleh Habib Lutfi untuk memetakan dan menjadi host tamu-tamu dari luar negeri tersebut.

Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anizar Masyhadi kepada tim media menyampaikan bahwa amanah ini harus diemban dengan baik, karena merupakan  bentuk hubungan erat bilateral kedua negera, khususnya people to people, ini adalah bentuk soft diplomacy Indonesia serta membawa misi mulia Habib Lutfi.

Kiai Anizar menambahkan bahwa selain lembaga pendidikan, misi Tazakka adalah menjadi perekat umat, lembaga yang terus merajut dan memproduksi kebaikan, tempat berkumpul dan bertemunya orang-orang baik untuk melakukan perubahan-perubahan kemajuan umat dan bangsa.
"Tazakka selalu sinergi dan kolaborasi dengan lembaga swasta maupun pemerintah dalam mewujudkan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur", jelas Kiai Nizar

Mufti Damaskus menekankan pentingnya Islam yang rahmatan lil alamin, nilai-nilai Islam yang moderat serta mengedepankan dialog.

Syaikh Muhammad Rajab menegaskan pentingnya mencintai bangsa dan negara, sebagaimana dalam hadits Rosul; Cinta tanah air bagian dari keimanan.

Syaikh Muhammad Rajab menambahkan, menjadi manusia harus berprestasi, sukses di dunia dan akhirat, menjadi teladan bagi masyarakatnya dan bermanfaat bagi lainnya, sabda Rosul: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Kepada tim media yang mewawancarainya, Mufti Damaskus Syaikh Dr. Adnan Afyouni menegaskan  persahabatan Suriah-Indonesia yang sangat erat, bahkan Suriah negara pertama yang mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Mufti Damaskus mengapresiasi Pemerintah Indonesia, ketika Suriah dalam keadaan krisispun, Indonesia tidak meninggalkan Suriah, Indonesia adalah sahabat sejati bagi Suriah
"Duta Besar Indonesia sampai saat ini masih berada di Damaskus, dan tidak pernah meninggalkan Suriah", imbuhnya.

Kiai Anizar yang pernah menjabat Sekretaris Duta Besar RI di Damaskus membenarkan apa yang disampaikan Mufti, bahwa Suriahlah yang pertama mendukung kemerdekaan Indonesia.
Menurutnya, tahun 1945 Ketua Dewan Keamanan PBB adalah Duta Besar Faris Al-Khoury dari Suriah.
Farislah yang memimpin sidang tersebut dan mengetuk palu kemerdekaan Indonesia di PBB, jelas Kiai Anizar.

Selain acara di Pondok Modern Tazakka, sebelum kembali ke Damaskus oleh Kiai Anizar diagendakan mengunjungi beberapa Pesantren, lembaga dan orang di Indonesia; Pondok Pesantren At-Taujih Al-Islamy Banyumas, Ponpes Nurul Barokah Tegal, Ponpes Darul Amanah Kendal, Ponpes Al-Hikam dan Ziarah Makam Mantan Ketua Umum PBNU Alm. KH. Hasyim Muzadi, menjenguk Dubes Muzammil Basyuni, Ponpes Darul Halim dan Baitul Hidayah di Bandung, Ponpes Manonjaya di Tasikmalaya, Ponpes Darussalam dan Abah Gaos di Ciamis, serta Ponpes Darul Quran asuhan Kiai Yusuf Mansur di Jakarta. (hasan sekpim.pondok.modern.tazakka.)

0 Komentar