Kajian al-Hikam (98) : Titik Balik Kesadaran Rindu Allah

NU Bogor -


Kajian al-Hikam (98)
Titik Balik Kesadaran Rindu Allah

مَتٰى اَوحَشكَ من خَلقِهِ فاَعْلم اَنَّهُ يُرِيدُ ان يَفتحَ لك باَبَ الاُنْسِ بِهِ

”Ketika Allah telah menjemukanmu dari makhluk, maka ketahuilah bahwa Allah sedang menghendaki dirimu akan membukakan pintu al-Uns yaitu rindu mendalam kepada Allah.”

Maqalah diatas menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa membolak balikkan hati manusia. Ada kalanya hati manusia dipenuhi dengan cinta dunia namun tertutup untuk mencintai Allah. Sebaliknya, ada kalanya hatinya sudah bosan dan jemu mencintai makhluk dan duniawi sehingga hatinya berlabuh hanya mencintai Allah. Para sufi yang menapaki jalan Ilahi termasuk kriteria kedua, hati mereka sudah dipenuhi dengan cinta dan kerinduan mendalam kepada Allah. Di dalam hatinya sudah tidak ada tempat untuk mencintai selain Allah.
Namun demikian, untuk mencintai Allah diperlukan pembimbing atau Mursyid yang dapat membimbing perjalanan menuju Allah, sebab dalam perjalanan banyak sekali gangguan, godaan dan tipu daya. Jika tidak dibimbing oleh Mursyid yang sudah memahami wilayah ruhani maka akan mudah terjebak dan tertipu di tengah perjalanan. Ibarat orang berhaji jika ada pembimbing yang sudah paham ilmu dan sudah berhaji maka akan mudah dalam proses pelaksanaan manasik haji.
Sebaliknya, jika memahami perjalanan haji hanya belajar dari buku saja bisa terjadi akan tersesat di tengah jalan. Atau ada pembimbing tapi tidak pernah melaksanakan haji maka kemungkinan tersesat juga tinggi. Dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa oranga yang mendapat petunjuk dari Allah pasti akan dipertemukan dengan para pembimbing ruhani yang bisa menunjukkan jalan menuju Allah disebut waliyyan mursyidan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah sehingga perjalanan kita senantiasa dalam bimbingan-Nya.

Dr. KH. Ali M. Abdillah, MA
al-Rabbani, Nagrak, Gunung Putri Bogor
 

0 Komentar