Kajian al-Hikam (81) : Optimisme dlm beramal

NU Bogor -



Kajian al-Hikam 81
Optimisme dlm beramal

الرَّجاءُ ماَ قاَرَنهُ عملٌ وِالاَّ فهُوَ اُمْنِيَّةٌ

"Sebuah Harapan (optimisme) yang benar harus disertai amal perbuatan. Jika tidak,  maka akan menjadi lamunan atau angan-angan saja."

Maqalah diatas memberikan motivasi dan solusi kepada kita ketika membangun sebuah optimisme (harapan). Banyak sekali orang memiliki sikap raja' (optimisme) namun berakhir dengan mimpi kosong karena tidak disertai aksi nyata dalam merealisasikannya. Begitu juga seorang hamba yang memiliki optimisme mimpi ingin masuk surga namun males beribadah dan beramal sholeh maka sia-sia mimpinya. Sama saja orang yang mimpi ingin diterima amal ibadahnya oleh Allah tapi tidak mampu melepaskan dirinya dari  penyakit- penyakit batiniyahnya seperti riya' (pamer), 'ujub (heran dengan dirinya sendiri), takabur (sombong dengan ibadahnya) juga akan sia-sia amal ibadahnya. Begitu juga ada orang punya mimpi liqaullah tapi masih mengekali maksiat dan akidahnya masih diliputi syirik khafi dan jali maka akan sia-sia mimpinya.

Karena itu, maqalah diatas memberikan solusi supaya optimisme kita tidak sia-sia maka harus dibarengi dengan usaha, ikhtiar,  berjuang keras yang disertai tawakal kepada Allah. Jika tidak maka optimisme hanya sia-sia dan menjadi khayalan belaka.

Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita supaya bisa membangun optimisme dengan amal dan langkah yang nyata sehingga kita dapatmerasakan kebahagian yang hakiki di dunia dan akherat.

DR. KH. Ali M. Abdillah, MA
al-Rabbani Islamic College, Nagrak, Gunungputri, Bogor
 

0 Komentar