Kajian al-Hikam (80) : Ciri-ciri Orang Arif (Mengenal Allah)

NU Bogor -



Kajian al-Hikam 80
Ciri-ciri Orang Arif (Mengenal Allah)

ماَالعاَرِفُ مَن اذاَ اَشارَ وجدَ الحَق َّ اقرَبَ اليهِ مِنْ اِشارَتِهِ ، بلِ العارفُ مَن لاَ اِشارَة َ لهُ لِفَناءـهِ في وُجُوده وانطِواَءـهِ في شهوُدهِ

"Bukan disebut orang arif  orang yang bila memberi isyarat sesuatu ia merasa bahwa Allah lebih dekat dari isyarahnya, tetapi orang Arif yaitu orang yang merasa tidak mempunyai isyarah, karena dirinya fana' dalam wujud-Nya, dan dirinya diliputi syuhud yaitu memandang Allah."

Maqalah diatas menjelaskan ciri-ciri orang yang arif yaitu orang yang mengenal Allah. Bukan disebut orang arif jika dalam memahami ketuhanan masih menggunakan isyarat atau penunjuk, seperti menganggap Allah bertempat di suatu tempat atau di bertempat di atas, atau menganggap Allah terlalu dekat secara fisik. Padahal penggambaran Allah bertempat di Arys atau lebih dekat dari urat nadi itu bersifat majazi (metaforis) bukan hakiki.

Maka ciri-ciri orang arif yang sesungguhnya yaitu sudah tidak menggunakan isyarat apapun dalam memahami ketuhanan karena dirinya sudah fana' dalam wujud-Nya sehingga telah menyakini tidak ada wujud selain wujud Allah dan sikapnya senantiasa syuhud yaitu memandang Allah dengan mata kepala dan mata hati bahwa semua wujud adalah perwujud-Nya dengan diyakini dan dirasakan tanpa diucapkan. Itulah ciri-ciri orang yang arif yang sesungguhnya.

Semoga Allah memberikan anugerah membuka pintu-pintukema'rifahan dalam mengenal wujud Allah.

DR. KH. Ali M. Abdillah, MA
al-Rabbani Islamic College, Nagrak, Gunungputri, Bogor
 

0 Komentar