Kajian Tafsir Sufistik (Tafsir al-Jailany) : Surat al-An'am ayat 1

NU Bogor -

Kajian Tafsir Sufistik (Tafsir al-Jailany)
Surat al-An'am ayat 1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ۖ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ

"Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu. (QS. al-An'am:1)

Penafsiran sufistik ayat di atas bahwa hanya Allah yang patut dipuji karena semua makhluk di alam semesta sebagai ciptaan yang menjadi kenyataan-Nya. Sifat-sifat yang melekat pada hamba itu hakikatnya anugerah dari Allah, seperti melihat keindahan alam semesta lalu berucap Subahanallah (Maha Suci Allah), sebab Allahlah sebagai pencipta keindahan alam semesta. Alam semesta hanya sebagai obyek sedangkan subyek yang hakiki yaitu Allah. Karena perlu dipahami bahwa Allah memiliki tiga sifat :
1. al-mustaqil bi-l-uluhiyah artinya Allah memiliki sifat indepedensi dalam sifat Ketuhanan, maksudnya Allah berdiri dengan dhat sendiri bukan bergantung dengan makhluk apapun, sedangkan para malaikat sebagai ciptaan-Nya yang taat melaksanakan perintah Allah;
2.  al-mutawwahid fi-r-rubbubiyah artinya hanya Allah yg Esa sebagai dhat pengatur alam semesta, maka tidak boleh menyakini ada selain Allah sebagai pengatur alam semesta, seperti daun jatuh dari pohon termasuk sudah ditetapkan dan diatur oleh Allah. Jadi, keyakinan kita akan menjadi syirik jika masih menyakini ada pengatur alam semesta selain Allah;
3. al-mustahiqq li-l-'ubudiyyah artinya hanya Allah yang berhak untuk disembah. Maka tujuan org beribadah hanya menghamba kepada Allah semata. Dalam beribadah tidak boleh punya tujuan ingin dilihat dan dipuji manusia, bahkan tidak boleh punya niat ibadah karena takut neraka dan ingin masuk syurga karena syurga dan neraka hanya sebagai makhluk yang diciptakan Allah. Maka hanya Allahlah sebagai tujuan ibadah iyyaka na'budu wa-iyyaka nasta'inartinya hanya Engkau (Allah) kami menyembah dan hanya Engkau kami mohon pertolongan. Jika aqidah kita sudah lurus dalam beribadah maka kita akan terbebas dari belenggu riya' yang dapat mengahijabi diri kita.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam perjalanan menuju perjumpaan-Nya.

al-Rabbani, 9 Oktober 2017

Dr. KH. Ali M. Abdillah, MA
Pengasuh al-Rabbani Islamic College
Nagrak Gunung Putri

0 Komentar