Oleh : Vinanda Febriani
Panas hati membakar emosi
Bersabar bukanlah sarana yang tepat tuk meredam suasana hati
Dengan sesuka hati
Main hakim sendiri
Tanpa ada belas kasihan dan naluri manusiawi
Ketika syetan telah memprovokasi
Meracuni jiwa dan pikiran yang suci
Logika hewan pun rela di turuti
Demi memuaskan hasrat diri
Ketika jiwa kemanusiaan telah punah
Bayangkanlah
Renungkanlah
Pikirkanlah
Sampai kapan terus egois dan tak mau mengalah
Hanya karena dia penjahat
Bukan berarti halal nyawanya kau lumat
Tanpa adanya maklumat
Ini bukanlah cara yang tepat
Sungguh
Semalam ku dengar Ibu Pertiwi menangis
Melihat kelakuan anaknya yang bengis
Dengan kelakuannya yang tragis
Dengan pemikirannya yang amat sadis
Semalam kudengar Ibu Pertiwi berdo’a
Moga Tuhan selamatkan jiwa para penjaga martabat manusia
Moga Tuhan selamatkan bumi Indonesia
Dari fitnah kejam dan berbagai propaganda
Dan dari jiwa terkutuk yang memecah belah Bangsa Indonesia
Bayangkan
Renungkan
Pikirkan
Jika kemanusiaan tak lagi di utamakan
Jika persudaraan hancur karena konflik antar perbedaan
Maka bangunlah
Sadarlah
Kembalilah
Betapa jiwa dan ragamu sangat lelah
Merindukan dirimu yang tak lagi termakan fitnah
Sebuah puisi sederhana, murni dari suara hati saya.
Borobudur, 07 Agustus 2017
(Azizian)
0 Komentar