Mengetuk Pintu Langit dari Istana Negara

Mengetuk Pintu Langit dari Istana Negara
NU Bogor - Jakarta, NU Online : Rais Aam Nahdlatul Ulama, KH Ma’ruf Amin mengapresiasi dzikir kebangsaan yang dihelat di halaman Istana Negara Jakarta. Dzikir bersama ini dimaksudkan untuk mensyukuri berbagai nikmat yang Allah berikan kepada bangsa Indonesia.


"Kita bersyukur karena Allah telah memberikan kita nikmat kemerdekaan," kata Kiai Ma’ruf, Selasa (1/8) malam.

Bangsa Indonesia, lanjutnya, juga patut bersyukur karena dianugerahi tanah air yang subur dan makmur, serta memiliki dasar negara yang dapat mempersatukan seluruh elemen bangsa, yaitu Pancasila.

Dewan Penasihat Majelis Dzikir Hubbul Wathan ini menjelaskan, dengan menggelar dzikir bersama maka kita berharap mendapatkan Himayah, Wiqoyah, dan Ri'ayah. Himayah yang dimaksud adalah agar Indonesia dilindungi dari berbagai malapetaka dan dijaga dari berbagai hal yang dapat merusak bangsa. Ri'ayah diartikan agar negara ini tetap utuh, aman dan sejahtera.

Disamping itu, malam dzikir ini juga dimaksudkan untuk memohon inayah, yaitu pertolongan dari Allah dalam menghadapi berbagai tantangan dari dalam negeri maupun global yang banyak mempengaruhi berbagai negara di dunia ini.

Ia menegaskan, upaya-upaya lahiriyah saja tidak cukup. Kita memerlukan inayah berupa berkah dan rahmat dari Allah. Sebab, Rasulullah pernah bersabda bahwa, kamu tidak akan masuk surga karena amalmu semata.  Apa engkau juga tidak ya Rasulullah? Saya juga tidak. Lalu dengan apa? Yaitu dengan apa yang Allah siramkan dari rahmatnya kepada kamu. 

Dengan pesan ini, Kiai Ma'ruf mengingatkan bahwa kemerdekaan dan segala kemajuan yang didapat negara ini bukan hanya karena perjuangan seluruh rakyatnya saja. Kemerdekaan ini juga didapat karena rahmat dari Allah. Untuk itu kita mengetuk pintu langit untuk memohon berkah agar bangsa ini tetap sejahtera, aman dan damai. Mewujudkan negara baldatun thoibatun wa rabbul ghofur.

"Mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan apa yang kita inginkan," harapnya. (Zunus)

Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/80041/mengetuk-pintu-langit-dari-istana-negara

0 Komentar