LTM-NU Kabupaten Bogor gelar Pengajian Hubbul Waton

NU Bogor - Ketua lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama ( LTMNU ) Kabupaten Bogor, H. Agus Riadi gelar Dzikir Hubbul Wathon yang bekerjasama dengan Yayasan Masjid Nur Saadah.



Acara tersebut berlangsung selepas shalat Isya berjamaah sampai pada pukul 23.00 WIB. Bertempat di Masjid Nur Saadah, tepatnya di kelurahan Pabuaran Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor.

Hadir dalam Pengajian Dzikir tersebut, antara lain KH. Abbas Ma'ruf Spd selaku Katib Syuriah, KH. Ahmad Sudrajat, MA selaku Wakil Rois Syuriah, Ust. Waspodo, MAK, selaku Wakil Ketua Tanfidz; H. Ahmad Dicky Sofyan, Ust. Fauzie Romlih Ketua MWCNU Bojonggede, Ust. Ahmad Zarkasih, SAg, Sekertaris MWCNH Cibinong, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikam KH. Zein Jarnuji dan Ustadz Yoyon Ansori.

Lembaga Ta'lif wan Nasr (LTN NU) mengutus Ust. Hakiem ibn KH. Hasan Syadzili untuk meliput acara. Sementara dari Pergunu diwakili oleh Ustadz Badru dari Pondok Pesantren Riyadhul Huda. Hadirpula daei Ranting NU Kelurahan Pabuaran Ustadz Andul Halim dan Ketua Tanfidz nya H. Abdul Azis, MKom.

Pejabat pemerintahan yang Hadir yang ikut menghadiri pengajian ini adalah Romlih, Lurah Pabuaran dan kepala pospol Kelurahan Pabuaran H. Syafruddi.

Peserta pengajian yang hadir dari Yayasan Masjid Nur Saadah yang dipimpin oleh KH. Drs. Ali Sibromalisi selain menjabat sebagai Dewan Mustasyar PCNU Kabupaten Bogor, Ust. Nazmudin selaku Ketua DKM beserta Jamaah dan para imam Rowatib juga masyarakat RW 03 kelurahan Pabuaran.

Pengajian dibuka dengan Tawasul Do'a Arwah, Tahlil dan Maulid Barjanji yang dipimpin langsung oleh Ust. Abdul Halim, Rois Syuriah Ranting NU Kelurahab Pabuaran dan diselingi oleh tim Hadroh Pondok Pesantren Tansyitul Mutta'alimin. Dilanjutkan dengan Tilawah al-Quran oleh ust. Muhammad dan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya Ciptaan WR. Supratman disambung dengan menyanyikan lagu Syubbanul Wathon Gubahan mbah Kyai Wahab Hasbullah, salah satu diantara pendiri NU.

Kegiatan ini dipandu oleh H. Lutfie Chakim, LC selaku Sekretaris LTM-NU. Yang dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia, yang juga Ketua LTM-NU Kabupaten Bogor. Beliau mengajak jamaah agar mulai bergerak untuk memakmurkan masjid.

H. Agus Riadi, membacakan Hadits Qudsi : "sesungguhnya rumah Allah di Bumi adalah masjid-masjid. Dan sesungguhnya yang menziarahi-KU adalah orang-orang yang memakmurkannya. Maka beruntunglah bagi seorang hamba bersuci di rumahnya, kemudian memziarahi-Ku. Maka kewajiban bagi yang di ziarahi untuk memulyakannya.

Menziarahi Masjid, dianggap Allah sebagai pemakmur masjid. Dan Allah memulyakannya. Bagaimana dengan orang yg cinta masjid. mengurus masjid, memberi kemudahan dan kenyamanan jamaah dalam beribadah, andil membangun masjid. Pasti akan lebih dimulyakan. Makmurkan masjid dengan serangkaian ibadah seperti sholat berjamaah, tahlilan dan do'a untuk ahli kubur khususnya.dll.

Selaku Ketua. H. Agus menggunakan jurus mitra kerjasama LTM-NU seperti halnya di acara Dzikir Hubbul Wathon ini dengan Yayasan Masjid Nur Saadah.

Di akhir sambutannya, H. Agus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut mensukseskan acara ini. Sekaligus memohon maaf atas segala kekeliruan dan kekurangan dalam segala hal.

H. Agus menutup sambutannya dengan mengatakan kepaa ratusan jamaah yang hadir "mari bergerak bersama dalam memakmurkan masjid dan menjaga masyarakat dari terkontaminasi ajaran takfiri yang tidak cocok dikembangkan di Nusantara, yang berbhineka tunggal ika. NKRI bagi muharrik masjid dan NU adalah  harga mati".

Sambutan kedua dibawakan oleh Ketua Yayasan Nur Saadah. KH. Drs. Ali Sibromalisi yang siap bekerjasama dalam memakmurkan masjid, apalagi dengan LTMNU yang sama-sama mengusung islam nusantara berbasis ahlus sunnah wal jamaah annahdliyah.

Kyai yang juga alumni Tebu Ireng ini, juga memberikan hujjah membolehkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Syubbanul Wathon juga marawis di dalam masjid dengan mengambil rujukan historis bahwa Rasulallah SAW pernah menghibur jamaah.

Sambutan ketiga dari Lurah Pabuaran, Romlih S. Sos menceritakan bahwa beliau telah keliling masjid-masjid yang ada di Pabuaran dalam rangka memakmurkannya.
Pak lurah yang santri dan piawai ceramah ini mensitir firman Allah "seandainya penduduk negeri beriman dan bertakwa, akan dibukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi".

Selanjutnya Dzikir Hubbul Wathon dengan prolog dari Katib Syuriah PCNU, KH. Abbas Ma'ruf lalu dilanjutkan oleh KH. Drs. Ali Sibromalisi dengan alunan suaranyg menyentuh qalbu. Materi Dzikir Hubbul Wathon, Asma'ul Husna dan Sholawat, termasuk sholawat khas NU - Sholawat Nariyah. Gema Dzikir lebih membahana dengan bantuan kekompakan santri Tansyitul Mutta'alimin baik yang putra maupun putri dan juga jamaah.

Sekepas Dzikir dan Istighotah, jamaah mendapat penguatan keislaman dari penceramah Sekum  PCNU Kabupaten Bogor,  KH. Ahmad Dicky Sofyan STHi. Sedangkan dari PBNU, DR. KH. Ahmad Sudrajat MA.

KH. Dicky, yang lebih akrab disapa kang Dicky, memaparkan historis bahwa NU kerap menjadi bulan bulanan pihak lain, dari dulu sampai saat ini. Dulu, saat koalisi Nasakom, NU di cap pendukung komunis. Padahal, sejatinya justru NU mengambil peran membentengi pemerintahan Ir. Sukarno dari bahaya racunisme komunis. Saat ini juga NU, pengurusnya di medsos dianggap bersebrangan dengan pihak yang mengklaim membela kepentingan islam, terutama pihak yang mengusung khilafah, yang oleh pemerintah dibubarkan.




Tausiyah yang kedua dari DR. KH. Ahmad Sudrajat yang juga sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi PBNU, mempertegas posisi NU yang mengembangkan ajaran Islam rahmatan lil 'alamiin.

Sentuhan rahmah, tidak hanya terhadap manusia. Namun, juga terhadap makhluk Allah yang lain.
Kang Ajat, demikian sapaan akrabnya, meminta umat islam jangan terkecoh oleh siapapun, termasuk yang  bergerak mengatasnamskan isu agama.

Kyai muda yang bergelar Doktor dan sudah melanglang buana mempelajari sepakterjang paham takfiri ini atau yang suka mengkafirkan golongan lain dari sumbernya faham tersebut, mengingatkan agar tidak terjebak faham takfiri.

Disinyalir beliau sepertinya ada pihak-pihak yang sengaja mengadu domba agar sesama penganut Islam "berantem".

Kepada para santri khususnya berpesan agar jangan melupakan sejarah dan peran serta para ulama pendiri NU.
Kepada para pengurus NU agar mempertajam kewaspadaan agar cepat mendeteksi pihak-pihak yang anti NKRI termasuk melalui penyebaran media dan buku-buku.

Taatlah kepada Allah dan Rasulnya, serta berbuat baik kepada Orang Tua dan guru agar mendapat berkah. Demikian pesan singkat dari kang Dicky dan kang Ajat.

Sementara itu, di kesempatan yang baik ini, ketua LTMNU memberikan 7 buku pedoman Muharrik Masjid NU kepada Yayasan / DKM masjid Nur Saadah sebagai patokan dalam operasional nemakmurkan masjid. (Azizian)

0 Komentar