Kajian al-Hikam (41) : Allah itu Nyata, Tidak Terhijab Sesuatu Apapun

NU Bogor -

Kajian al-Hikam 41
Allah itu Nyata, Tidak Terhijab Sesuatu Apapun

الحقُّ ليسَ بِمحجُوبٍ وَاِنـَّماَ المحجُوبُ انتَ عنِ النظَرِ اليهِ اذ ْ لَوْ حجَبَهُ شَيءٌ لسَتَرَهُ ولوكاَنَ لهُ ساتِرٌ لكانَ لوجدِهِ حاصِرٌ وكلُّ حاصِرٍ لشىءٍ فَهُوَ لهُ قاَهِرٌ وَهُوَالقاَهِرُ فوَقَ عبادِهِ

"al-Haqq (perwujudan Allah) tidak terhijabi, akan tetapi yang terhijabi itu dirimu dari memandang wujud-Nya. Jika ada sesuatu yang menghijabi-Nya niscaya sesuatu itu telah menutupi-Nya. Apabila bagi al-Haqq ada tirai niscaya ditemukannya pembatas. Dan tiap pembatas bagi sesuatu pasti ada yang memaksanya, sementara Allah maha pemaksa di atas hamba-hambanya."

Maqalah di atas memberikan penjelasan bahwa al-Haqq itu nyata di alam semesta karena wujud alam semesta itu pada hakikatnya wujud al-Haqq. Namun banyak orang terhijabi pandangannya sehingga tidak mampu menyaksikan wujud al-Haqq yang nyata. Ibarat semut menempel di gelas bertanya dimana wujud gelas. Itu ibarat orang yang terhijabi dalam memandang wujud al-Haqq. Ada beberapa faktor kenapa tidak bisa memandang wujud al-Haqq ? Bisa jadi karena belum ada pemahaman secara teori ilmu tentang hakikat wujud sehingga tidak mampu memahaminya. Bisa jadi karena akal dan hatinya tertutup karen tidak memperoleh Nur Ilahi sehingga pandangannya  tertutup. 

Jika diberikan anugerah ilmu bisa memahaminya itu sebagai pertanda Allah sedang menyingkap tirai diri-Nya. Setelah diberikan pemahaman sekalipun masih sebatas ilmu maka amalkan dengan praktek syuhud musyahadah niscaya ilmu tersebut  bercahaya akan meningkat menjadi 'ain al-yaqin hingga haqq al-yaqin.

al-Rabbani, 8 Agustus 2017
KH. Dr. Ali M. Abdillah MA

Pimpinan Ponpes Al Rabbani,

Nagrak Gunung Putri

0 Komentar