Nutrisi Jiwa di Bulan Ramadhan
Fadilah Shalat Tarawih (28)
وفي الليلة الثامنة و العشرين، يرفع الله له الف درجة في الجنة ،
Wa fillailatits-tsaaminati wal-'isyriina
Artinya:
sholat taraweh di malam ke duapuluh delapan , Allah akan angkat untuknya seribu derajat di surga.
Bahagia sekali terasa bagi Orang yang teraweh pada malam keduapuluh delapan di bulan Ramadhan ini, Karena Allah tinggikan derajatnya hingga seribu derajat di alam surga. Menjadi makhluk yang bernama manusia ini tentu merupakan derajat atau kedudukan yang mulia.
oleh karena itu perlu kita sadari juga proses menjadi manusia yang juga mengalami tahapan - tahapan yang panjang.
Qs. Al Hajj : 5 (Tafsir Jalalain)
(Hai manusia) yakni penduduk Mekah (jika kalian dalam keraguan) kalian meragukan (tentang hari berbangkit, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian) bapak moyang kalian, yaitu Adam (dari tanah, kemudian) Kami ciptakan anak cucunya (dari setetes nuthfah) air mani (kemudian dari segumpal darah) darah yang kental (kemudian dari segumpal daging) daging yang besarnya sekepal tangan (yang sempurna kejadiannya) telah diberi bentuk berupa makhluk yang sempurna (dan yang tidak sempurna) masih belum sempurna bentuknya (agar Kami jelaskan kepada kalian) kemahasempurnaan kekuasaan Kami, yaitu supaya kalian dapat mengambil kesimpulan daripadanya, bahwa Allah yang memulai penciptaan dapat mengembalikan ciptaan itu kepada asalnya. (Dan Kami tetapkan) kalimat ayat ini merupakan kalimat baru (di dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan) hingga ia keluar (kemudian Kami keluarkan kalian) dari perut ibu-ibu kalian (sebagai bayi) lafal Thiflan sekalipun berbentuk tunggal tetapi makna yang dimaksud adalah jamak (kemudian) Kami memberi kalian umur secara berangsur-angsur (hingga sampailah kalian kepada kedewasaan) dewasa dan kuat, yaitu di antara umur tiga puluh tahun sampai empat puluh tahun (dan di antara kalian ada yang diwafatkan) yakni mati sebelum mencapai usia dewasa (dan ada pula di antara kalian yang dipanjangkan umurnya sampai pikun) amat tua sehingga menjadi pikun (supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya). Sehubungan dengan hal ini Ikrimah mengatakan, "Barang siapa yang biasa membaca Alquran, niscaya ia tidak akan mengalami nasib yang demikian itu, yakni terlalu tua dan pikun."(Dan kalian lihat bumi ini kering) gersang (kemudian apabila telah Kami turunkan air atasnya, hiduplah bumi itu) menjadi hidup (dan suburlah ia) hidup dengan suburnya (serta dapat menumbuhkan) huruf Min adalah huruf Zaidah (berbagai macam tumbuh-tumbuhan) beraneka ragam tumbuhan (yang indah) yakni yang baik.
Pada ayat di atas menggambarkan manusia dari tanah kemudian tetes mani kemudian segumpal darah kemudian dari segumpal darah Menjadi daging dan seterusnya sampai wujud manusia.
Lalu hidup menjadi manusia di dunia ini juga mempunyai kedudukan dan derajat yang berproses yang luar biasa.
Maka ketika kita hidup di alam akhirat pun akan mengalami derajat yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu wahai saudaraku. Bahagia sekali jika di dunia mendapatkan proses menjadi manusia yang baik dan kelak di akhiratpun menjadi penghuni surga yang baik pula.
Jangan kita lewatkan proses yang baik ini sehingga layak kita menjadi manusia yang berkedudukan tinggi di hadapan Allah SWT
Semoga Allah selalu menjaga & membimbing kita semua menjadi Hamba yang bertaqwa. Aamiin.
Referensi: Kitab Durratunnashihiin hal 18, karya Ustman bin hasan bin ahmad al syakir ( 'ULAMA Zaman 13 H).
Ust. Juwahir
0 Komentar