Muhasabah Kebangsaan : Mengenalkan Tradisi Dan Budaya Seni Sejak Dini

Mengenalkan Tradisi Dan Budaya Seni Sejak Dini
NU Bogor -

Muhasabah Kebangsaan (Catatan The 2nd Nanchong International Puppet Art Wèek (03))

Oleh : Al-Zastrouw
Event Nanchong National Puppet Art Week ini senenarnya lebih merupakan pagelaran seni tradisi yang dikemas secara kontemporer. Meskipun diekspresikan dalam bentuk puppet (wayang) namun isi dan pesan yg disampikan lebih banyak pada nilai-nilai dan tradisi yang ada di beberapa negara peserta.
Pada event kali ini, UNIMA Indonesia mengirim wayang golek Sunda dari sanggar "Giri Komara" Bandung pimpinan Kang Apep Hudaya yang sekaligus menjadi dalang. Semua personil adalah anak-anak muda kreatif yang concern pada tradisi dan budayanya sendiri (Sunda).
Kontingen Indonesia memiliki kesempatan bermain tiga kali; tgl 2, 3 dan 4 juni. Pilihan presiden UNIMA Indonesia, Samodra Sriwijaya mengirim para seniman muda ini ternyata tepat. Terbukti pada penampilan pertama dan kedua, kontingen Indonesia mendapat apreseasi yang sangat baik dari penonton dan dewan yuri. Hal ini ditandai dengan banyaknya penonton dan tingginya animo mereka menyaksikan penampilan tim kesenian Indonesia. Mereka menyerbu naik ke atas panggung untuk mengucapkan selamat dan berfoto bersama dengan para pemain saat pagelaran selesai.
Tampaknya event kebudayaa  semacam ini bukan saja merupakan upaya untuk menarik wesatawan atau sekedar mempromosikan obyek wisata China pada masyarakat dunia. Dengan kata lain, event ini tidak hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi dan bisnis semata. Lebih dari itu event ini juga merupakan bagian dari strategi kebudayaan pemerintah China untuk mengenalkan tradisi dan menanamkan sistem nilai kepada generasi muda sedini mungkin.
Hal ini dibuktikan dengan kehadiran para orang tua yang mengajak anak-anak mereka yangg masih kecil untuk menonton pagelaran sampai tuntas. Demikian juga para pemudan dan mahasiswa, mereka berbondong-bondong menyaksikan pagelaran.
Selain itu juga dibuktikan dengan keterlibatan pemerintah secara intens dalam event ini terutama dari segi pendanaan dan fasilitas. Semua peserta dan dewan yuri mendapat pelayanan dan fasilitas yang sangat baik dari panitia.
Apa yang terjadi menunjukkan bahwa pemerintah China memiliki concern yang sangat tingg pada seni budaya dan tradisi. Ini terjadi karena pemerintah China berpandangan bahwa seni budaya dan tradisi merupakan aspek terpenting dalam menciptakan manusia unggul dan berkarakter yang akan membangun peradaban masa depan. Itulah sebabnya mereka berani mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk program-program seni budaya dan tradisi.
Dalam konteks ini saya jadi teringat pesan Gus Dur bahwa kerja kebudayaan adalah kerja jangka panjang yang hasilnya tidak bisa dilihat dan dinikmati secara cepat. Perlu kesabaran dan konsistensi (istiqamah) dalam melakukan kerja kebudayaan. Oleh karena itu kerja budaya tidak bisa dilihat dan dihitung secara ekonomi.
Kesadaran atas kerja kebudayaan yang seperti ini tampaknya ada pada pemerintah China, sehingga mereka berani melakukan investasi besar-besaran untuk membangun peradaban masa depan melaui berbagai event kebudayaan sebagai sarana mengenalkan tradisi dan jati diri bangsa serta menanamkan nilai  sejak dini pada generasi muda.
Bisa dibayangkan anak-anak kecil yang hari ini nonton pagelaran seni tradisi ( puppet), mereka akan memiliki pengetahuan tentang tradisi dan nilai-nilai dari negara lain. Hal ini akan menjadi bahan dasar untuk melakukan apresiasi terhadap tradisi bangsa lain yang beragam.
Selain itu anak-anak ini juga akan mendapat pengetahuan dan pengalaman mengenai tradisi dan budayanya sendiri yang akan menjadi bahan untuk mengenali jati diri dan potensi diri dalam membangun peradaban masa depan agar tidak mudah hanyut dan larut dalam peradaban bangsa lain.
Dengan strategi ini sebenarnya China teleh memperoleh keuntungan ganda. Selain bisa mempersiapkan generasi muda yang berkarakter dan berbudaya, juga bisa mendapatkan keuntungan ekonomi, karena event seperti ini juga tetap bisa menjadi sarana promosi yang strategis. Di sini berlaku kaidah, jika berpikir jangka panjang maka jangka pendek akan terpenuhi karena jangka pendek adalah bagian dari jangka panjang.
Jika hari ini anak-anak Indonesia dikenalkan tentang tradisi Nusantara yang indah dan beragam, ditanamkan nilai luhur bangsanya secara intens, maka ke depan akan lahir generasi yang tangguh dan kreatif. Generasi yang tidak silau oleh  peradaban bangsa lain yang tidak akan tega menghancurkan dan menistakan tradisi dan nilai-nilai luhurnya atas nama apapun. Sebagai mana yang pernah dilakukan oleh para pendahulu dan pendiri negeri ini.
Inilah pelajaran penting yang bisa diambil dari event International Puppet Art Week yang diselenggarakan di Nanchong kali ini. Saya tidak sedang  mengidealisir atau silau oleh kehebatan China. Hanya sekedar bermuhasabah bahwa untuk bisa menjadi bangsa besar yang lebih baik dari hari ini,  kita perlu belajar dari mana saja, termasuk dari China. Dalam hal ini perlu diberlakukan kaidah "khud ma shofa wa da' ma kadar (ambil yg jernih dan buang yang keruh)

0 Komentar