![]() |
Kasfori, Perekat Alumni Riyadhul Jannah |
NU Bogor - Kasfori (Keluarga Besar Santri Forever Riyaadlul Jannah) dalam Pengajian Syahriah di Mushola Al Falah Jonggol Minggu, (30/04/2017)
Jonggol : Kasfori (Keluarga Besar Santri Forever Riyaadlul Jannah) adalah organisasi alumni Pondok Pesantren Riyaadlul Jannah. Dalam Uapaya merekatkan tali silaturahim antar Alumni, organisasi Alumni ini gelar Pengajian Rutin bulanan (syahriyahan) di Mushola Al Falah Kampung Tegal Salam Desa Sirnagalih Kecamatan Jonggol Minggu, (30/04/2017).
Ketua Kasfori Zulpikar, S.Pd menuturkan tujuan Kasfori merupakan wadah alumni Ponpes Riyaadlul Jannah, dengan harapan soliditas Alumni terus berkembang serta menjaga komunikasi antar alumni.
Selian itu ia meneruskan, untuk menjaga dan melestarikan akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah 'ala Manhaj Asy'ariyah wal Maturidiyah. Menyinggung kondisi yang berkembang di masyarakat, Pria yang akrab disapa Vikal tersebut menuturkan, tentang Radikalisme berbahaya bagi NKRI, Kyai NU selalu mengajarkan santun kepada santrinya.
“Masyarakat memahami bahwa islam radikal berbahaya bagi NKRI. Kyai NU mngajarkan santun kepada santrinya“ Ujar Zukfikar yang juga Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Jonggol tersebut.
Pengajian dibimbing oleh KH. Romli, Lc Pimpinan Pondok Pesantren Riyadul Jannah. Dalam mukoddimahnya mengatakan bahwa pengajian ini merupakan ajang siaturahmi alumni pesantren riyaadlul jannah.
Bahsan pengajian salahsatunya, tentang kewajiban berdoa bagi hamba Allah. Khususnya doa dibulan rajab, seperti "Ya allah berkahkan kami dibulan rajab dan bulan sya'ban dan sampaikan umur kami untuk berpuasa dibulan ramadhan".
Kyai yang juga Dewan Penasehat PC GP Ansor Kabupaten Bogor menambahkan bahwa berkah itu bertambah kebaikan dan segala bentuk ucapan dan pekerjaan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah. ermasuk kategori berkah jika berbahagia dengan datangnya bulan ramadhan. Menyiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa.
“salah satu cara mendapatkan kasih sayang Allah, Dengan cara mengenal yang maha pemberi sayang yaitu mengenal sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah. Yang dikenal dengan sifat 20”. Ujrnya
diakhir tausiyah ia mengatakan, manusia banyak berkeinginan punya keistimewaan, serta santri harus sadar diri dan bersyukur atas ni'mat Allah yang diberikan kepada kita. Ia mencontohkan, Bersyukurlah punya kaca cermin dan cobalah berkaca kira kira 15 menit. Maka kita akan melihat diri kita dalam cermin.
“alumni harus mewarnai keagamaan di tempat masing masing. Dan mewaspadai faham faham yang bertentangan dengan ilmu para ulama yang bersanad jelas yaitu yang bersumber dari kitab kuning”. Pungkasnya (Dudung)
0 Komentar