Menyiapkan Bekal untuk Hari Yang Kekal

Majelis Aswaja Ciriung, Cibinong
NU Bogor - Oleh : Lukmanul Hakim. S.Pd.I., MM.Pd (Ketua Lazisnu Kab. Bogor)
Sepertia biasa setiap bulan diadakan pengajian di Majlis Aswaja Ciriung Cibinong yang dipimpin oleh Teungku Zamri Senior IPNU. Pada kesempatan ini pengajian diisi oleh Rois Syuriyah PCNU Kab. Bogor Dr. Aim Zaimudin. MA, beliau menyampaikan sebuah kisah ringan dengan bahasa yang mudah di cerna dan di fahami oleh seluruh Jama’ah. beliau bercerita pada suatu hari Rosulluloh SAW berjalan di antara dua kuburan lalu beliau melihat dua mayat yang sedang disiksa disebabkan dosa sepele yaitu satu karena tidak benar melakukan istinja dan satu lagi suka melakukan namimah, ghibahdan hasad lalu pada saat itu nabi kita mengambil pelepah kurma di potonglah pelepah kurma itu di tancapkanlah pelepah kurma itu sehingga mayat itu tidak akan disiksa sampai pelepah kurma itu kering.
Beliau menjelaskan ketika seseorang meninggal, yang mengantarkan akan meninggalkanya, yang duduk berdiri, yang berdiri berjalan meninggalkan kuburan, maka datanglah dua malaikat munkar dan nakir lalu dibangunkanlah sang mayat, kalau baik amalnya mungkin di bangunkan dengan lemah lembut, kalau dia tidak beramal baik mungkin dengan kaki, sama halnya kita membangunkan anak yang kita sayangi dengan membangunkan Pak Joko yang tidur terus di Kantor PCNU.  dalam sebuah hadits di ceritakan, lalu mayit itu ditanya apakah kamu kenal dengan Nabi Muhammad? yang beramal sholeh dia akan menjawa Muhammad adalah hamba Allah utusan Allah, lalu orang fasik orang munafik akan lupa lupa ingat, orang kafir mah langsung di takol oleh besi panas diantara dua telinga sampai hari kiamat, orang yang bisa jawab akan menikmati tidur seperti tidurnya pengantin yang dimalam pertama tidak terasa sampai hari akhir.
Di alam barzah itu kita akan menemui dua hal, siksa dan nikmat kubur ketika ada yang ngirim Alfatihah maka simayat itu menerima kenikmatan seperti halnya orang yang transfer di alam dunia, ketika yang tranfernya wafat maka habislah transferanya. Maka bahagialah orang yang punya anak sholeh yang selalu mendoakan atau punya santri banyak atau orang yang berjuang di NU selalu diingat akan jasa jasanya maka orang itu akan selalu menerima kiriman fatihah dari santrinya.
Pelajaran dari kisah dua mayat tadi itu adalah jangan menyepelekan dosa yang kita anggap kecil misalnya beristinja, seperti sepele padahal bisa menyebabkan kita disiksa yang satu lagi adalah jangan pernah kita melakukan ghibah, namimah hasad dan lain sebagainya.
Hari ini yang berpotensi untuk melakukan namimah dan ghibah adalah media sosal (Handphone, Whatsapp, Facebook, dll) kita terkadang tidak terasa suka share berita berita yang menyudutkan orang bahkan melakukan pembunuhan karakter, maka beliau mengingatkan sangat disayangkan jika Pahala ibadah kita, sholat zakat, puasa pada akhirnya gara-gara ngomongin orang, benci dengan orang lain lalu di goreng (bahasa politiknya) akan habis bahkan harus menanggung dosa orang orang yang kita hasud itu. ketahuilah dialam sana kita tidak bisa berbohong sekecil apapun, dosa dan amal kita di perhitungkan. Kisah tadi menunjukan bahwa hanya Rasul yang bisa melihat alam akhirat dan hanya pada saat itu saja Allah memperlihatkanya jadi kalau da orang yg mengaku ngaku bisa melihat inilah itulah dialam akhirat itu semua bohong. Dan yang paling penting jangan pernah menyepelekan dosa kecil sedikit sedikit lama lama menjadi bukit, barang siapa yang menyimpan aib orang maka Allah akan menutup aibnya.
Intinya kita semua akan meninggal, waktu dan tempatnya tidak ada yang tahu, pilihanya hanya satu kita harus menyiapkan bekal dialam sana sebaik mungkin setiap detik detiap saat karena kejadianya pasti sedangkan waktunya tidak ada yang tahu.*Wallohu Alam

* Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis, isi bukan tanggungjawab NUBogor.Com

0 Komentar