Masjid Jing Jue di Nanjing : Catatan Perjalanan Ketum PBNU Ke Cina (03)

Masjid Jing Jue di Nanjing : Catatan Perjalanan Ketum PBNU Ke Cina (03)
NU BogorKetua Umum PBNU dan rombongan sedang ziarah di makam Cheng Ho, Nanjing Cina

Nanjing: Berikutnya ke kota Nanjing. Ada dua tujuan penting yaitu berkunjung ke Masjid Jing Jue dan ziarah ke makam Laksamana Zheng He, kita sering menulisnya: Cheng Ho.

Cheng Ho merupakan komandan militer Cina yang pernah melakukan tujuh pelayaran keliling dunia dalam waktu 28 tahun (1405-1433), 80 tahun sebelum Vasco de Gama menemukan India dan Columbus menemukan Amerika. Cheng Ho beberapa kali singgah di Nusantara di era Kerajaan Majapahit.

Dari kota Hangzhou, Nanjing kami tempuh dengan Kereta cepat. Cepat "beneran". Jarak 400 kilometer cuma ditempuh satu jam tigapuluh lima menit. Saya merasakan kenyamanan di puncak kecepatan 300km/jam. Kereta cepat Jakarta-Bandung katanya nanti seperti ini. Sesampai di Nanjing, kami menuju masjid Jing Jue.

Masjid Jingjue dibangun oleh seorang kaisar era Dinasti Ming (1368-1644). Di masjid ini Laksamana Zheng He berperan besar bahkan keturunannya masih ada hingga sekarang. Masjid Jing Jue sangat artistik. Seperti kebanyakan masjid lainnya di Cina, area masjid Jing Jue terdiri dari beberapa bagian gedung yang khas arsitektur Cina yang difungsikan untuk bermacam kegiatan, seperti pembelajaran, perkantoran, museum dan pusat data kuno.

Masjid Jing Jue lebih lengkap dari sisi dokumentasi kesejarahan dan peradaban keislaman. Misalnya, terdapat satu bagian bangunan untuk ru'yatul hilal. Dari masjid ini juga pernah lahir ulama perempuan yang menulis kitab lebih dari seratus kitab dalam bahasa Arab dan Cina. Beberapa manuskripnya masih tersimpan rapi.

Salah seorang pengurus Ta'mir masjid Jing Jue, Ahmad Jianlong-AN menuturkan setiap sholat Jum'at tak kurang tujuh ratus jama'ah hadir. Pemerintah pun cukup perhatian. Misalnya dengan menerbitkan peraturan tentang ketersediaan makanan halal. Setiap orang Islam juga mendapat subsidi kurang lebih tiga ratus ribu rupiah perbulan untuk jaminan makanan halal.

Pada kesempatan ramah tamah, Ketum PBNU, Kiai Said Aqil mengatakan Islam bisa maju dengan ilmu pengetahuan dan akhlakul karimah. "Mari kita rajut silaturahmi muslim Cina dan Indonesia untuk penguasaan ilmu pengetahuan teknologi dan karakter akhlakul karimah yang kuat."

Saya melihat masjid Jing Jue tidak berbeda dengan masjid masjid warga Nahdlatul Ulama. Terdapat tongkat "ansitu" dan ini masjid ketiga yang saya temukan ada tongkat seperti itu. (ANW/KSF)

0 Komentar