Kajian al-Hikam (13) : Belenggu Menuju Allah

Dr. Ali M. Abdillah, MA
NU Bogor -


كيفيُشْرقُقلبٌصُوَرُالاَكوَانِمُنطبِعَةٌفىمِرْاَته؟امكيفَيرحلُالىاللهوهومُكبَّلٌبِشهواتِهِ؟امكيفَيَطمعُانيَدْخُلَحَضرَةَاللهِوهولميتطهَّرْمنجنابةِغفلاتهِ؟امكيفَيرجُواَنْيَفهَمَدقاءـقَالاسراَرِوهُوَلمْيَتـُبْمنهفَوَاتِهِ؟

"Bagaimana hati akan bercahaya sementara  warna-warni  duniawi masih melekat dalam cermin hatinya ? Bagaimana melangkah menuju Allah, sementara nafsu syahwat masih membelenggu dirinya ? Bagaimana akan menjumpai Allah, sementara sifat lalai (gaflah) belum bersih dari dirinya ? Bagaimana berharap ingin mengerti rahasia yang halus dan tersembunyi, sementara belum bertaubat dari kekeliruannya ?"

Selama empat hal masih membelenggu salik maka akan menjadi hijab untuk menuju Allah.
1. Hati harus bersih dari kecintaan duniawi
2. Jiwa harus terlepas dari belenggu nafsu syahwat
3. Selalu ingat Allah supaya hati tdk lalai Allah.
4. Menghindari kesalahan dan dosa supaya tersingkap rahasia2 batiniyah.
 
Semoga Allah menjaga diri kita dari empat hal yang dapat menjadi tirai menuju Allah.

al-Rabbani, 24/04/2017
 
Dr. KH. Ali M. Abdillah, MA

0 Komentar