Kajian al-Hikam (12) ; Pentingnya Tafakur dan Dzikir

Dr. KH. Ali M Abdillah, MA
NU Bogor -
OASE PAGI
Kajian al-Hikam 12
Pentingnya Tafakur dan Dzikir


مانفعَ القَلبَ شَيءٌ مثلُ عُزْلةٍ يَدْخُلُ بها ميدان فِكرةٍ



"Tidak ada sesuatu yang sangat bermanfaat bagi hati sebagaimana (manfaatnya) melakukan  'uzlah (menyendiri) yang digunakan sebagai sarana medan berfikir (menyaksikan kebesaran Allah)."


Maqalah diatas mengingatkan kita bahwa tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi hati kecuali berdzikir (mengingat) dan bertafakkur kpd Allah. Dalam diri manusia ada empat aspek yang harus dirawat yaitu jasmani (fisik), nafs (jiwa), akal dan hati.

Jasmani harus dijaga keseimbangannya melalui makan dan minum krn jasmani sebagai wadah bagi nafs (jiwa), akal dan hati. Nafs (jiwa) harus dijaga dari mengikuti keinginan hawa nafsu dg melakukan riyadhah mujahadah, akal digunakan untuk berfikir tentang ciptaan Allah dan hati sebagai baitullah harus digunakan mengingat Allah dan dijaga dari kotoran dan sampah duniawi. Jika empat aspek dirawat dan dijaga maka akan terjadi keseimbangan lahir dan batin. Sebaliknya, jika yang rawat hanya jasmani maka jasmaninya bagus, namun kering batiniyahnya. Jika nafs (jiwa) tidak dijaga maka akan mudah dikuasai dan diperdaya oleh hawa nafsu. Jika akal tidak digunakan untuk berfikir tentang kebesaran Allah maka tidak akan mengenal Allah. Jika hati tidak digunakan mengingat Allah niscaya hati akan gelap gulita dan akan dipenuhi kotoran dan sampah duniawi. Karena itu, tidak ada yang memberi manfaat kepada hati kecuali dengan mengingat Allah yang disertai dengan tafakkur yaitu merenung, menghayati dan menyaksikan kebesaran Allah yang nyata dalam perwujudan makhluknya. Dengan demikian, jika kita dapat menjaga empat aspek maka hidup kita akan memperoleh ketenangan jiwa karena terbebas dari belenggu hawa nafsu, akal akan selalu connecting menyaksikan ciptaan Allah, hati akan merasakan ketentraman dan kedamaian karena selalu ingat Allah. Semoga Allah senantiasa membimbing dan menyempurnakan lahiriyah dan batiniyah kita. 

Al-Rabbani, Cikeas Nagrak 21/4/17

Dr. Ali Abdillah, MA

0 Komentar