Kenapa Harus Ada Pergunu; Ini Penjelasannya

Dr. Hj. Ade Heryati Helmi, M. Si
CIBINONG, NU BogorPendidik sebagai subjek dan yang dididik sebagai objek. Namun, jika kita konsen pada professionalitas tenaga pendidik maka filsafat pendidikan adalah suatu hal yang mutlak, menurut Dr. Hj. Ade Heryati Helmi, M. Si disela Stadium General MKPNU dan Sosialisasi Kontra Radikal di Aula PCNU Kabupaten Bogor Jl. Bina Citra, Kelurahan Cipayung Cibinong. (25/03/2017)

Lebih Lanjut ia menerangkan, sebagai seorang guru professional, tidaklah cukup bila seorang guru hanya hanya menguasai apa yang bisa ia kerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kedua, tidak boleh seorang guru karena merasa subjek berhenti juga dalam belajar. Jika seorang guru berhenti belajar maka peran guru sebagai penggerak pendidikan harus berhenti sampai disana.

“Para Ulama saja ada yang mengulang-ngulang hafalan kitabnya sampai puluhan kali, ini bisa jadi dalil bahwa mencari ilmu sifatnya long life education”. Terang akademisi yang juga Wakil Bendahara PERGUNU (Persatuan Guru Nahdhatul Ulama) tersebut.

Mengenai kenapa harus ada Pergunu ia menjelaskan, pertama ini menjadi wadah para guru-guru NU untuk saling sharing berbagi ilmunya khususnya dalam dunia pendidikan. Kedua, sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas guru yang seperti saya katakan tugasnya tidak hanya mengajar namun juga belajar dan terakhir, mewarnai Khazanah ke-Aswaja-an di dunia sekolah, sehingga ketika para guru memahami Aswaja Nahdhiyyin mereka bisa mengajar di Sekolahnya masing-masing dengan membawa arah tujuan pergerakan NU itu sendiri.

“Pergunu wadah para guru-guru NU untuk saling sharing berbagi ilmunya, Kedua, sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas guru dan mewarnai Khazanah ke-Aswaja-an di dunia sekolah” Katanya.

Diakhir Aktifis perempuan tersebut mengatakan Pergunu siap memfasilitasi guru-guru yang berfaham Aswaja Nahdhiyyin dari Sabang sampai Merauke dalam mengembangkan kualitas mengajar di Sekolah dan semua kader NU untuk bersatu dalam satu jam'iyyah, yaitu Jam'iyyah Nahdhatul Ulama. (Aziz Ian/Dhamiry)

0 Komentar